Pemukiman warga Israel di Yerusalem Timur (Foto: AP)
RAMALLAH – Pemimpin Yordania Raja Abdullah II,
mengunjungi wilayah Tepi Barat untuk menemui Presiden Palestina Mahmoud
Abbas. Kunjungan tersebut dilakukan di tengah-tengah kontroversi
pembangunan pemukiman yang dilakukan Israel di wilayah Palestina itu.
Pejabat Palestina yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan, dalam kunjungannya tersebut, Raja Abdullah sempat menyampaikan pesan dari Amerika Serikat (AS) kepada Abbas. Pesan tersebut meyakinkan Abbas bahwa AS tidak akan membiarkan Israel melaksanakan rencana pembangunan pemukiman yang kontroversial itu.
AS berjanji akan menekan Israel untuk membatalkan rencananya. Tetapi AS menginginkan Palestina tidak berpartisipasi di organisasi-organisasi yang dibawahi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Demikian diberitakan Xinhua, Jumat (7/12/2012).
November lalu Palestina berhasil mendapatkan status negara peninjau non-anggota di PBB. Keberhasilan Palestina itulah yang memicu Israel untuk membalas dengan merencanakan pembangunan pemukiman di wilayah Tepi Barat.
AS juga berjanji mereka tidak akan memberikan sanksi terhadap Palestina. Sebelumnya AS mengancam akan menghentikan aliran dananya ke Palestina apabila mereka terus melanjutkan niatnya mendapat status keanggotaan di PBB.
Raja Abdullah juga meminta Abbas untuk memikirkan berbagai cara agar proses perundingan damai Palestina dengan Israel dapat kembali dilanjutkan. Perundingan damai antara kedua pihak yang bertikai itu telah terhenti sejak 2010 lalu.
Salah satu isu yang mengganjal perundingan damai di antaranya, tindakan Israel yang sering mambangun pemukiman di wilayah Tepi Barat. Padahal wilayah itu disiapkan sebagai daerah yang akan masuk dalam kedaulatan wilayah Palestina merdeka.(faj)
Pejabat Palestina yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan, dalam kunjungannya tersebut, Raja Abdullah sempat menyampaikan pesan dari Amerika Serikat (AS) kepada Abbas. Pesan tersebut meyakinkan Abbas bahwa AS tidak akan membiarkan Israel melaksanakan rencana pembangunan pemukiman yang kontroversial itu.
AS berjanji akan menekan Israel untuk membatalkan rencananya. Tetapi AS menginginkan Palestina tidak berpartisipasi di organisasi-organisasi yang dibawahi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Demikian diberitakan Xinhua, Jumat (7/12/2012).
November lalu Palestina berhasil mendapatkan status negara peninjau non-anggota di PBB. Keberhasilan Palestina itulah yang memicu Israel untuk membalas dengan merencanakan pembangunan pemukiman di wilayah Tepi Barat.
AS juga berjanji mereka tidak akan memberikan sanksi terhadap Palestina. Sebelumnya AS mengancam akan menghentikan aliran dananya ke Palestina apabila mereka terus melanjutkan niatnya mendapat status keanggotaan di PBB.
Raja Abdullah juga meminta Abbas untuk memikirkan berbagai cara agar proses perundingan damai Palestina dengan Israel dapat kembali dilanjutkan. Perundingan damai antara kedua pihak yang bertikai itu telah terhenti sejak 2010 lalu.
Salah satu isu yang mengganjal perundingan damai di antaranya, tindakan Israel yang sering mambangun pemukiman di wilayah Tepi Barat. Padahal wilayah itu disiapkan sebagai daerah yang akan masuk dalam kedaulatan wilayah Palestina merdeka.(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar