Salim Fayyad (Foto: Reuters)
RAMALLAH – Perdana Menteri Palestina Salam
Fayyad, meminta negara-negara Arab untuk segera menyalurkan dana bantuan
yang pernah dijanjikan mereka untuk Palestina. Sebelumnya negara-negara
Arab menyatakan tiap bulannya mereka akan memberi bantuan pada
Palestina.
Palestina sempat dijanjikan bantuan sebesar USD100 juta atau sekira Rp963.5 miliar (Rp9.635 per USD). Bantuan itu akan digunakan untuk kepentingan rakyat Palestina.
“Saya meminta saudara Arab kami untuk cepat merealisasikan janjinya itu. Sampai saat ini belum ada sepeser pun bantuan yang masuk ke kas Palestina,” ujar Fayyad, seperti dikutip Reuters, Senin (17/12/2012).
Saat ini Pemerintah Palestina sedang mengalami kekurangan dana sejak Israel menahan dana untuk Palestina. Dana yang disalurkan Israel tersebut selama ini digunakan untuk menjalankan Pemerintahan Palestina di Tepi Barat.
Israel memutuskan untuk menahan dana untuk Palestina selama empat bulan sejak Desember ini sebagai hukuman atas keberhasilan Palestina mendapat status negara peninjau non-anggota di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada November lalu.
Fayyad menyatakan, apabila negara Arab tidak segera memberikan bantuannya maka Pemerintah Palestina akan mengalami krisis keuangan. Pemerintah Palestina tidak akan mampu untuk membayar gaji pegawai pemerintah di Tepi Barat yang dapat memicu kondisi tidak stabil di wilayah tersebut.
“Jika negara-negara Arab tidak juga memberikan bantuan yang dijanjikannya, Palestina akan meminta diadakannya pertemuan untuk membahas kondisi keuangan Palestina. Kondisi yang terjadi di Palestina saat ini sangatlah berbahaya,” imbuh Fayyad saat diwawancara di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat.(faj)
Palestina sempat dijanjikan bantuan sebesar USD100 juta atau sekira Rp963.5 miliar (Rp9.635 per USD). Bantuan itu akan digunakan untuk kepentingan rakyat Palestina.
“Saya meminta saudara Arab kami untuk cepat merealisasikan janjinya itu. Sampai saat ini belum ada sepeser pun bantuan yang masuk ke kas Palestina,” ujar Fayyad, seperti dikutip Reuters, Senin (17/12/2012).
Saat ini Pemerintah Palestina sedang mengalami kekurangan dana sejak Israel menahan dana untuk Palestina. Dana yang disalurkan Israel tersebut selama ini digunakan untuk menjalankan Pemerintahan Palestina di Tepi Barat.
Israel memutuskan untuk menahan dana untuk Palestina selama empat bulan sejak Desember ini sebagai hukuman atas keberhasilan Palestina mendapat status negara peninjau non-anggota di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada November lalu.
Fayyad menyatakan, apabila negara Arab tidak segera memberikan bantuannya maka Pemerintah Palestina akan mengalami krisis keuangan. Pemerintah Palestina tidak akan mampu untuk membayar gaji pegawai pemerintah di Tepi Barat yang dapat memicu kondisi tidak stabil di wilayah tersebut.
“Jika negara-negara Arab tidak juga memberikan bantuan yang dijanjikannya, Palestina akan meminta diadakannya pertemuan untuk membahas kondisi keuangan Palestina. Kondisi yang terjadi di Palestina saat ini sangatlah berbahaya,” imbuh Fayyad saat diwawancara di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat.(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar