Foto: Orange
KABUL - Aksi kekerasan kembali melanda
perempuan di Afghanistan. Kali ini sebuah ranjau meledak menewaskan
sekira 10 orang remaja perempuan di negara itu.
"Remaja berusia antara 9 hingga 13 tahun tengah mencari api untuk perapian di luar Desa Dawlatzai, Distrik Chaperhar, Provinsi Nangarhar saat ledakan terjadi," ujar pejabat Distrik Chaperhar Mohammad Seddiq, seperti dikutip AFP, Senin (17/12/2012).
"Sebuah ranjau peninggalan perang melawan Uni Soviet meledak dan menewaskan 10 orang. Ledakan juga menyebabkan dua orang lainnya terluja," imbuh Seddiq.
Sejak 1989 ketika Uni Soviet runtuh seluruh pasukan Rusia ditarik dari Afghanistan, sekira 700 ribu ranjau diketahui masih tersebar. Meskipun upaya dunia internasional untuk menghabisi ranjau tersebut marak dilakukan, tetap saja masih aja ranjau yang tersisa dan menimbulkan ancaman untuk rakyat.
Ranjau-ranjau itu ditanam bukan saja saat Uni Soviet menguasai Afghanistan, tetapi karena tiga konflik yang terjadi. Pertama ketika perang melawan Uni Soviet di era 1980an, kemudian pada era 1990an saat Afghanistan terlibat perang saudara dan perlawanan Taliban, ketika mereka kalah dari pasukan koalisi asing 2001 lalu.
Kini Taliban juga masih menanam bom yang ditujukan kepada pasukan keamanan Afghanistan. Namun bom yang juga ditujukan kepada pasukan koalisi asing ini, tidak jarang mengenai banyak warga sipil di negara konflik itu.(faj)
"Remaja berusia antara 9 hingga 13 tahun tengah mencari api untuk perapian di luar Desa Dawlatzai, Distrik Chaperhar, Provinsi Nangarhar saat ledakan terjadi," ujar pejabat Distrik Chaperhar Mohammad Seddiq, seperti dikutip AFP, Senin (17/12/2012).
"Sebuah ranjau peninggalan perang melawan Uni Soviet meledak dan menewaskan 10 orang. Ledakan juga menyebabkan dua orang lainnya terluja," imbuh Seddiq.
Sejak 1989 ketika Uni Soviet runtuh seluruh pasukan Rusia ditarik dari Afghanistan, sekira 700 ribu ranjau diketahui masih tersebar. Meskipun upaya dunia internasional untuk menghabisi ranjau tersebut marak dilakukan, tetap saja masih aja ranjau yang tersisa dan menimbulkan ancaman untuk rakyat.
Ranjau-ranjau itu ditanam bukan saja saat Uni Soviet menguasai Afghanistan, tetapi karena tiga konflik yang terjadi. Pertama ketika perang melawan Uni Soviet di era 1980an, kemudian pada era 1990an saat Afghanistan terlibat perang saudara dan perlawanan Taliban, ketika mereka kalah dari pasukan koalisi asing 2001 lalu.
Kini Taliban juga masih menanam bom yang ditujukan kepada pasukan keamanan Afghanistan. Namun bom yang juga ditujukan kepada pasukan koalisi asing ini, tidak jarang mengenai banyak warga sipil di negara konflik itu.(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar