AMERIKA SERIKAT, muslmdaily.net,
- Dengan serangan terhadap tempat ibadah yang cukup tinggi, Muslim
Amerika masih menghadapi tingginya tingkat kejahatan kebencian, demikian
ungkap statistik baru FBI.
"Kejahatan kebencian yang dirasakan umat Islam, yang meningkat 50% pada tahun 2010 terutama sebagai akibat dari propaganda anti-Muslim, tetap pada tingkat yang relatif tinggi tahun lalu, menurut statistik kejahatan karena kebencian yang dirilis hari ini oleh FBI," Mark Potok, dari Southern Poverty Law Center (SPLC), menulis di situs berita pada hari Senin, 10 Desember, sebagaimana dilansir oleh onislam.net.
"Biro melaporkan bahwa terdapat 157 kejahatan kebencian anti-Muslim yang dilaporkan pada tahun 2011, turun sedikit dari 160 pada tahun 2010. kejahatan terjadi selama periode 2011 ketika propaganda anti-Islam, yang awalnya mulai kerap diluncurkan pada tahun 2010, terus berlanjut."
Statistik tersebut dilaporkan oleh FBI’s Uniform Crime Reporting (UCR) terhadap angka tindak kejahatan berdasarkan kebencian menemukan bahwa setelah lonjakan besar pada tahun 2001, kejahatan kebencian terhadap Muslim Amerika mulai turun melambat, namun masih tetap tinggi.
Propaganda anti Islam tidak hanya dilakukan kelompok-kelompok sayap kanan anti Islam, namun juga tokoh-tokoh politik. Selama kampanye pemilu, Islam dan Syariah Islam menjadi tema sentral dalam aksi kampanye pemilihan calon presiden dari Partai Republik untuk dipilih dalam pencalonan pada pemilihan presiden November lalu.
Menurut Potok, angka yang dilaporkan FBI mungkin lebih tinggi, karena sejumlah kasus tidak dilaporkan. Selain itu, beberapa tindak kriminal juga tidak dikategorikan sebagai kejahatan kebencian karena agama.
"Namun demikian, statistik FBI dapat digunakan sebagai kecenderungan umum."
Sejak serangan 11 September, Muslim AS, yang diperkirakan 7-8 juta, telah mengeluh menghadapi diskriminasi dan stereotip di masyarakat karena keislamannya.
Sebuah laporan terbaru oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) dan University of California mengatakan bahwa Islamofobia di AS terus meningkat. [rah]
"Kejahatan kebencian yang dirasakan umat Islam, yang meningkat 50% pada tahun 2010 terutama sebagai akibat dari propaganda anti-Muslim, tetap pada tingkat yang relatif tinggi tahun lalu, menurut statistik kejahatan karena kebencian yang dirilis hari ini oleh FBI," Mark Potok, dari Southern Poverty Law Center (SPLC), menulis di situs berita pada hari Senin, 10 Desember, sebagaimana dilansir oleh onislam.net.
"Biro melaporkan bahwa terdapat 157 kejahatan kebencian anti-Muslim yang dilaporkan pada tahun 2011, turun sedikit dari 160 pada tahun 2010. kejahatan terjadi selama periode 2011 ketika propaganda anti-Islam, yang awalnya mulai kerap diluncurkan pada tahun 2010, terus berlanjut."
Statistik tersebut dilaporkan oleh FBI’s Uniform Crime Reporting (UCR) terhadap angka tindak kejahatan berdasarkan kebencian menemukan bahwa setelah lonjakan besar pada tahun 2001, kejahatan kebencian terhadap Muslim Amerika mulai turun melambat, namun masih tetap tinggi.
Propaganda anti Islam tidak hanya dilakukan kelompok-kelompok sayap kanan anti Islam, namun juga tokoh-tokoh politik. Selama kampanye pemilu, Islam dan Syariah Islam menjadi tema sentral dalam aksi kampanye pemilihan calon presiden dari Partai Republik untuk dipilih dalam pencalonan pada pemilihan presiden November lalu.
Menurut Potok, angka yang dilaporkan FBI mungkin lebih tinggi, karena sejumlah kasus tidak dilaporkan. Selain itu, beberapa tindak kriminal juga tidak dikategorikan sebagai kejahatan kebencian karena agama.
"Namun demikian, statistik FBI dapat digunakan sebagai kecenderungan umum."
Sejak serangan 11 September, Muslim AS, yang diperkirakan 7-8 juta, telah mengeluh menghadapi diskriminasi dan stereotip di masyarakat karena keislamannya.
Sebuah laporan terbaru oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) dan University of California mengatakan bahwa Islamofobia di AS terus meningkat. [rah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar