Foto: AFP
RAMALLAH - Perdana Menteri Palestina Salam
Fayyad, meminta warga Palestina di Tepi Barat untuk memboikot
prduk-produk buatan Israel. Aksi boikot tersebut dimaksudkan sebagai
balasan atas tindakan Israel yang menahan dana untuk Palestina hingga
Maret tahun depan.
“Saya meminta warga Tepi Barat untuk memboikot produk Israel sebagai upaya untuk membela hak-hak kita. Pemerintah Palestina akan menyiapkan aturan untuk menjalankan aksi tersebut,” ujar Fayyad, seperti dikutip Reuters, Senin (17/12/2012).
Selama ini barang-barang yang terdapat di wilayah Tepi Barat kebanyakan berasal dari Israel. Nilai impor barang dari Israel yang masuk ke wilayah Tepi Barat dilaporkan mencapai USD3 miliar atau setara dengan Rp28,9 triliun (Rp9.635 per USD).
Dominasi produk Israel itu terjadi karena arus keluar masuk barang di wilayah Tepi Barat dikontrol oleh Pemerintah Israel. Barang-barang dari negara Arab yang bertetangga dengan wilayah Tepi Barat harus mendapat izin terlebih dahulu dari pihak Israel.
Israel beralasan tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah penyelundupan barang-barang yang dapat digunakan sebagai senjata untuk melawan Israel.
Memanasnya hubungan Israel dnegan Pemerintah Palestina dimulai sejak Palestina berhasil mendapatkan status negara peninjau non-anggota di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Israel menuduh tindakan Palestina di PBB tersebut telah menghambat usaha untuk dimulainya kembali negosiasi damai antara kedua belah pihak yang terhenti sejak tahun 2004 lalu.
Selain menahan dana untuk Palestina, Israel juga berencana untuk membangun pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat sebagai tindakan balasan. Rencana tersebut mendapat kecaman dari komunitas internasional, termasuk juga AS dan negara-negara Eropa yang selama ini menjadi sekutu dekat Israel.(faj)
“Saya meminta warga Tepi Barat untuk memboikot produk Israel sebagai upaya untuk membela hak-hak kita. Pemerintah Palestina akan menyiapkan aturan untuk menjalankan aksi tersebut,” ujar Fayyad, seperti dikutip Reuters, Senin (17/12/2012).
Selama ini barang-barang yang terdapat di wilayah Tepi Barat kebanyakan berasal dari Israel. Nilai impor barang dari Israel yang masuk ke wilayah Tepi Barat dilaporkan mencapai USD3 miliar atau setara dengan Rp28,9 triliun (Rp9.635 per USD).
Dominasi produk Israel itu terjadi karena arus keluar masuk barang di wilayah Tepi Barat dikontrol oleh Pemerintah Israel. Barang-barang dari negara Arab yang bertetangga dengan wilayah Tepi Barat harus mendapat izin terlebih dahulu dari pihak Israel.
Israel beralasan tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah penyelundupan barang-barang yang dapat digunakan sebagai senjata untuk melawan Israel.
Memanasnya hubungan Israel dnegan Pemerintah Palestina dimulai sejak Palestina berhasil mendapatkan status negara peninjau non-anggota di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Israel menuduh tindakan Palestina di PBB tersebut telah menghambat usaha untuk dimulainya kembali negosiasi damai antara kedua belah pihak yang terhenti sejak tahun 2004 lalu.
Selain menahan dana untuk Palestina, Israel juga berencana untuk membangun pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat sebagai tindakan balasan. Rencana tersebut mendapat kecaman dari komunitas internasional, termasuk juga AS dan negara-negara Eropa yang selama ini menjadi sekutu dekat Israel.(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar